Sabtu, 24 Desember 2016

Teknik Panen dan Pasca Panen Tanaman Karet


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia, yaitu 3.4 juta hektar mengungguli Thailand sebagai negara penghasil karet tertinggi pertama dunia yang hanya memiliki luas lahan penanaman 2.4 juta hektar. Tingkat produktivitas tanaman karet rata-rata di Indonesia pada tahun 2007 baru mencapai 996 kg/ha/thn. Tingkat produktivitas rata-rata tanaman karet Indonesia ini masih lebih rendah dibandingkan Thailand, yaitu 1 675 kg/ha/thn. Tanaman karet (Hevea brassiliansis L.) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang memiliki prospek pengembangan yang cukup baik bagi pertanian di Indonesia. Komoditas karet sebagai salah satu penyumbang devisa non migas bagi Indonesia, sehingga tanaman karet sangat diperhatikan dalam hal meningkatkan devisa bagi negara. Komoditas karet mempunyai peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia. Pertama, lateks merupakan bahan baku industri kesehatan, kendaraan, alat olahraga, perlengkapan pakaian, dan perlengkapan rumah tangga. Pasokan karet yang kontinu ikut menjaga kestabilan harga barang-barang industri tersebut. Kedua, sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor nonmigas, komoditas karet memiliki prospek yang baik sebagai sumber perolehan devisa maupun pajak. Ketiga, dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Komoditas karet sebagai salah satu komoditi tanaman perkebunan mempunyai peranan  yang  penting  dalam  program pembangunan  ekonomi  Indonesia. Luas areal untuk tanaman karet di Indonesia yang merupakan terbesar di dunia memiliki luas sebesar 3,4 juta hektar, diikuti Thailand seluas 2,6 juta hektar dan Malaysia 1,02 juta. Karet merupakan salah satu komoditi  perkebunan  yang penting bukan  hanya dari  segi  ekonomi  tetapi  juga dari segi sosial, karena disamping sebagai sumber devisa negara tetapi juga sebagai sumber  penghasilan bagi keluarga  petani. Lateks yang dihasilkan dari tanaman karet selain dimanfaatkan getahnya sebagai lateks, dari kayu dan bijinya pun dapat dimanfaatkan. Kayu karet dapat digunakan sebagai industri meubel, sedangkan biji karet dapat diolah menjadi tepung biji karet sebagai campuran makanan. Umumnya  tanaman karet yang paling banyak dimanfaatkan adalah getahnya. Tanaman karet disadap agar getah karet dapat keluar, biasanya hasil sadapan karet berupa lateks cair, cup-lump, lump tanah, dan screp. Tujuannya agar lateks yang dihasilkan bermutu, maka perlu adanya beberapa cara agar menjadikan lateks tersebut berkualitas baik. Terdapat beberapa cara teknis agar latek memiliki mutu yang baik, yaitu tidak boleh ditambahkan bahan-bahan non karet, dibekukan dengan asam semut dangan dosis yang tepat, segera digiling dalam keadaan segar, dan disimpan ditempat yang teduh dan terlindung serta tidak direndam. Selain hal tersebut langkah yang dapat dilakukan agar lateks yang dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas yang bermutu dengan melakukan teknik pemanenan dan pengolahaan pasca panen dengan tepat serta sesuai dengan pedoman yang ada. Uraian diatas melatarbelakangi pembuatan makala mengenai panen dan pasca panen tanaman karet.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan pemanenan lateks pada tanaman karet ?
2. Bagaimana pengelolaan pasca panen lateks tanaman karet ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan dan langkah-langkah pemanenan lateks pada tanaman karet.
2. Untuk mengetahui pengelolaan pasca panen lateks tanaman karet.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1    Proses Pelaksanaan dan Langkah-langkah Pemanenan Lateks pada Tanaman Karet.
2.1.1   Penyadapan Tanaman Karet
Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah, pertumbuhan tanaman, dan klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan yang baik. Penyadapan merupakan kegiatan pemanenan lateks pada tanaman karet yang dilakukan dengan beberapa tahapan. Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Tahapan penyadapan tanaman karet yaitu menentukan matang sadap pohon, kedua persiapan buka sadap yang meliputi penggambaran bidang sadap dan pemasangan talang serta mangkuk sadap. Penentuan matang sadap yaitu pertama penyadapan tanaman karet harus memperhatikan beberapa kriteria pohon karet siap sadap dengan melihat umur tanaman karet yaitu untuk tanaman karet siap sadap berumur kurang lebih 5-6 tahun. Kedua ialah dengan melakukan pengukuran lilit batang pohon karet dinyatakan matang sadap apaila lilit batang sudah mencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada ketinggian batang 100 cm dari pertautan okulasi untuk tanaman okulasi.
   Tahapan selanjutnya setelah menentukan kriteria pohon karet yang sudah siap sadap ialah dengan persiapan buka sadap. Pertama dilakukan dengan penggambaran bidang sadap yang mana dalam hal ini meliputi tinggi bukaan sadap tanaman karet okulai harus mempuanyai lilit batang bawah dengan bagian atas yang relatif sama (silinder), dan juga dengan tebal kulitnya. Tinggi bukaan sadap pada tanaman okulasi adalah 130 cm diatas pertautan okulasi. Ketinggian tersebut berbeda dengan ketinggian pengukkuran lilit batang untuk penentuan matang sadap. Selanjutnya ialah penentuan arah dan sudut kemiringan irisan sadap. Arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah, tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan yang paling baik berkisar antara 300-400 terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 450. Penentuan panjang irisan dilakukan dengan menentukan panjang irisan sadap yaitu ½s atau irisan miring sepanjang ½ spiral atau lingkaran batang. Letak bidang sadap atas, harus diletakkan yang sama dengan arah penggerakan penyadap waktu kegiatan penyadapan berlangsung. Waktu bukaan sadap ialah dilakukan dua kali dalam setahun pada permulaan musim hujan (sekitar bulan Juni) dan pada permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Kedua ialah dengan pemasangan talang dan mangkuk sadap. Talang sadap terbuat dari seng selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 8 cm. talang sadap dipasang pada jarak 5 cm – 10 cm dari ujung irisan sadap bawah. Mangkuk sadap terbuat dari plastic maupun alumunium dan dipasang pada jarak 5-20 cm dibawah talang sadap. Mangkuk sadap diletakkan diatas cincin mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon. Sistem penyadapan yang dilakukan saat ini sudah berkembang dengan mengkombinasikan intensitas sadap rendah yang disertai stimulasi ethrel selama siklus penyadapan, untuk perkebunan karet rakyat kebanyakan menggunakan sistem sadap tradisional hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya. Kegiatan penyadapan tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap tetapi harus melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.
2.1.2   Pelaksanaan Penyadapan
Kegiatan pelaksanaan penyadapan tanaman karet harus memperhatikan beberapa tahapan penting yang meliputi kedalaman irisan sadap, ketebalan irisan sadap, frekuensi penyadapan, dan waktu penyadapan. Kedalaman irisan tanamaan sadap dianjurkan berkisar 1-1,5 mm dari cambium. Penyadapan diharapakan dapat dilakukan selama 25-30 tahun. Ketebalan irisan sadap yang dianjurkan ialah berkisar antara ,5 mm -2 mm setiap penyadapan, agar penyadapan dapat dilakukan selama kurang lebih 25-30 tahun. Frekuensi penyadapan merupakan jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan panang irisan ½ % spiral atau ½ s. Tinggi bukaan sadap, dapat dilakukan baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (upward tapping system, UTS) adalah 130 diukur dari permukaan tanah.
Frekuensi sadapan merupakan selang waktu penyadapan dengan satuan waktu dalam hari (d), minggu (w), bulan (m), dan tahun (y). Satuan ini tergantung pada sistem penyadapannya. Bila penyadapan dilakukan terusmenerus setiap hari maka penyadapan tersebut ditandai dengan d/1. Sedangkan bila dilakukan dengan selang dua hari maka waktunya ditandai dengan d/2, demikian seterusnya. Waktu penyadapan yang baik dilakukan pada jam 05.00 – 07.30 WIB pagi, dengan dasar pemikiran  jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar kemudian menurun bila hari semakin siang.
Sistem eksploitasi tanaman karet adalah sistem pengambilan lateks yang mengikuti aturan-aturan tertentu dengan tujuan memperoleh produksi tinggi, secara ekonomis menguntungkan, dan berkesinambungan dengan memperhati-kan kesehatan tanaman. Saat ini dikenal dua sistem eksploitasi, yaitu konvensional dan stimulasi. Sistem eksploitasi konvensional merupakan sistem sadap biasa tanpa perangsang (stimulan), sedangkan sistem eksploitasi stimulasi merupakan sistem sadap kombinasi dengan menggunakan perangsang. Selain kedua sistem sadap tersebut, ada pula sistem sadap lain yang disebut sistem sadap tusuk atau sistem sadap mikro.  Sistem ini merupakan sistem tusukan pada jalur kulit yang telah diberi perangsang. Sistem eksploitasi ada dua yaitu sistem eksploitasi konvensional. sistem eksploitasi konvensional merupakan sistem ini paling luas penggunaannya, baik oleh perkebunan besar maupun perkebunan rakyat. Sistem ini memiliki kelebihan, antara lain tidak tergantung pada perang-sang dan sesuai dengan keadaan tanaman walaupun kurang baik pertumbuhannya.  Sedangkan kelemahannya adalah kulit bidang sadap akan cepat habis, kemungkinan kerusakan kulit bidang sadap lebih besar, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak, dan sangat sulit meningkatkan produksi jika diinginkan. Jangka waktu yang digunakan untuk sistem eksploitasi konvensional adalah 30 tahun.
            Kedua sistem eksploitasi stimulasi, dimana pelaksanaan sistem ini lebih berat dibanding sistem konvensional. Tidak semua klon karet bisa disebut baik jikadisadap dengan sistem stimulan. Di antara banyak klon karet yang ada, masih ada yang tidak dapat memberi respons yang baik terhadap rangsangan. Sebagai patokan, jika kadar karet kering lateks lebih kecil dari 30% maka responsnya terhadap rangsangan tidak baik. Pemulihan kulit pada bidang sadap perlu diperhatikan.Salah dalam penentuan rumus sadap dan penyadapan yang terlalu tebal atau dalam akan menyebabkan pemulihan kulit bidang sadap tidak normal. Hal ini akan berpengaruh pada produksi ataupun kesehatan tanaman. Bila semua kegiatan pendahuluan dilakukan dengan baik dan memenuhi syarat maka kulit akan pulih setelah enam tahun. Dalam praktik, kulit pulihan bisa disadap kembali setelah sembilan tahun untuk kulit pulihan pertama dan setelah delapan tahun untuk kulit pulihan kedua. Penentuan layak tidaknya kulit pulihan untuk disadap kembali ditentukan oleh tebal kulit pulihan, minimum sudah mencapai 7 mm.

2.2    Pengelolaan Pasca Panen Lateks Tanaman Karet
Lateks segar yang dikumpulkan dari kebun dibawa kepabrik pengolahan. Jenis pengolahan yang ditampilkan yaitu Sheet. Prinsip pengolahan jenis karet ini adalah mengubah lateks segar menjadi lembaran –lembaran sheet. Karet yang telah selesai dipanen perlu untuk dilakukan pengolahan karet dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna karet itu sendiri, untuk memperoleh bahan olah karet yang bermutu baik, terdapat beberapa persyaratan teknis yang perlu diikuti yaitu lateks yang telah dipanen tidak ditambahkan bahan-bahan non karet, lateks dibekukan dengan asam semut dengan dosis tepat, lateks yang telah dipanen segera digiiling dalam keadaan segar, dan yang terakhir lateks harus disimpan ditempat yang teduh, terlindung dan tidak menggenang. Dalam proses pengelolaan lateks karet dari kebun perlu untuk menghindari proses prakoagulasi. Proses prakoagulasi sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti halnya aktivitas mikroorganisme, aktivitas enzim, iklim, teknik budidaya maupun keadaan tanaman (tanaman muda, tanaman tua, tanaman sakit). Faktor lainnya ialah jenis klon, cara pengangkutan, dan kontaminasi kotoran dari luar contohnya logam atau garam.
Terjadinya proses prakoagulasi tersebut dapat menyebabkan kerugian dan penurunan mutu dari lateks yang akan diolah, untuk itu perlunya untuk menghindari proses ini dalam kegiatan pengelolaan atau penangan pasca panen lateks tanaman karet. Tujuannya agar proses prakoagolasi ini dapat dicegah. Adapun cara untuk menghindari terjadinya proses prakoagolasi ini ialah dengan penggunaan alat sadap dan alat angkut yang bersih dan tahan karat. Kedua dapat dilakukan dengan cara mengangkut lateks sesegera mungkin ke tempat pengolahan tanpa banyak goncangan, dan dengan cara melindungi lateks dari sinar matahari secara langsung. Selain hal tersebut juga dapat dilakukan dengan cara penggunaan cairan anti koagulan yang dapat meliputi Amonia (NH3) dan Natrium Sulfit (Na2SO3). Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam proses penangan pasca panen tanaman karet yaitu sebagai berikut :
1.    Pengangkutan Hasil Panen
Pengangkutan merupakan proses perpindahan lateks dari kebun ke tempat pengolahan atau pabrik. Setelah lateks hasil sadapan terkumpul seluruhnya kemudian lateks dari tangki pengumpul dipindah ke tangki pengumpulan yang akan dibawa ke pabrik. Dalam proses pengangkutan lateks ke pabrik harus dijaga kestabilan dalam mengemudi hal tersebut bertujuan untuk mengurangi goncangan yang akan ditimbulkan dan untuk menjaga agar lateks terhindar dari panas sinar matahari yang nantinya akan menyebabkan terjadinya prakoagolasi didalam tangki. Upaya untuk menghindari penuruna mutu lateks dan terjadinya proses prakoagolasi maka lateks dalam tangki tersebut perlu diberi obat koagulan. Sarana alat angkut yang direkomendasikan sebagai pengangkut lateks ialah angkutan atau truk yang memiliki tangki dengan kapasitas antara 2000 sampai dengan 3000 liter. Tangki di rancang khusus dengan tujuan untuk memudahkan dalam pelepasan dan pemasangan tangki kembali serta memudahkan dalam proses pembersihan.
Pengangkutan lateks sedapat mungkin perlu diusahakan agar semua lateks dapat diangkut ke pabrik pusat dengan tujuan agar dapat dilakukan pencampuran lateks dari semua bagian dari semua bagian kebun, sehingga hasil yang diperoleh seragam. Proses pengangkutan lateks juga perlu untuk memperhatikan keadaan tempat, jika keadaan tempat memaksa untuk dilakukan koagulasi dikebun maka jumlah lateks yang dikoagulasi sedapat mungkin harus dibatasi. Selain memperhatikan tempat juga penting untuk memperhatikan prasarana jalan yang digunakan untuk pengangkutan lateks dari kebun.  Prasarana jalan yang digunakan harus baik hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya goncangan selama proses pengangkutan lateks dari kebun ke pabrik pengolahan yang dapat meningkatkan terjadinya proses prakoagulasi.
2.    Proses Pembentukan Lembaran Karet
a)    Penerimaan lateks, dipabrik pengolahan sudah tersedian tempat untuk menampung semua hasil penyadapan yang berbentuk lateks, sebelum dimasukkan kedalam mbak penampungan lateks terlebih dahulu ditambahkan Amonia. Proses penambahan ammonia tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya proses penggumpalan oleh lateks tersebut. lateks yang sudah ditambahkan ammonia tersebut kemudian dituangkan ke bak penampungan dilakukan proses penyaringan terlebih dahulu. Proses penyaringan dilakukan untuk menyaring adanya kotoran ataupun bahan campuran lain, seperti halnya plastic, daun, maupun karet yang menggumpal. Lateks hasil saringan tersebut kemudian ditampung kembali dalam sebuah wadah berbentuk sumur. Pada wadah tersebut semua karet hasil penyaringan ditampung untuk diaduk agar busa dari lateks tersebut dapat diambil untuk digunakan sebagai lem. Dalam proses pengolahan pabrik menyediakan tiga buah wadah berbentuk sumur yang digunakan untuk menampung hasil dari lateks yang dikumpulkan dari kebun karet.
b)   Ketersediaan air bersih, hal yang terpenting dalam pengolahan lateks menjadi lembaran karet ialah ketersediaan air bersih. Ketersediaan air bersih sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan. Pada proses pengolahan lateks, air yang diperlukan harus mengalir setiap saat hal ini bertujuan agar tempat pengolahan karet selalu bersih sehingga karet tidak mudah lengket pada wadah.
c)    Pengaliran cairan laleks, proses ini merupakan proses ketiga dalam pengolahan lateks menjadi lembaran karet. Pada proses ini cairan lateks yang sudah disaring dan diberi ammonia dialirkan melalui wadah panjang terbuka dengan ukuran kurang lebih 20 cm. Cairan lateks tersebut kemudian dialirkan dan ditampung dalam 40 wadah yang diberi 26 sekat yang telah dibersihkan sebelumnya. Wadah pengaliran leteks ini diberi lubang setiap satu meter untuk memudahkan penampungan cairan leteks. Pada wadah untuk menggumpalkan karet dapat menggunakan potongan-potongan tersebut kurang lebih dua meter.
d)   Proses penggumpalan, merupakan proses menggumpalkan cairan lateks yang akan membentuk persegi panjang dengan panjang kurang lebih 1-1,5 meter. Sebelum digumpalkan cairan lateks dialirkan dan ditampung kedalam wadah yang memiliki panjang 2-2,5 m dan lebar 1-1,5 m yang kemudian diberi 26 sekat untuk membentuk 26 lembaran gumpalan lateks. Lateks yang ditampung pada bak tersebut mempunyai ukuran banyaknya cairan lateks yang akan ditampung pada wadah tersebut. Wadah penampung memiliki tingg 75 cm, sedangkan setiap wadah hanya dapat diisi kurang lebih 24 cairan lateks untuk digumpalkan. Proses selanjutnya dilakukan pengadukan sebanyak empat kali secara bertahap hal ini bertujuan untuk mengambil busa cairan lateks, setelah itu sekat-sekat dipasang dengan antara setiap sekatnya kurang lebih 20 cm. Proses selanjutnya ialah penambahan asam semut yang bertujuan untuk mempercepat penggumpalan lateks. Lateks yang sudah menggumpal kemudian ditambahkan air pada wadah tersebut dengan tujuan lateks tersebut tidak melekat pada wadah sehingga memudahkan untuk diangkat dan dikeluarkan. Setelah didiamkan selama 1 jam barulah karet diangkat lalu dialirkan dengan air pada tempat penggilingan. Ini merupakan bak penampungan lateks dan penyaringan lateks dipabrik.
e)    Proses penggilingan, dilakukan setelah menunggu satu jam gumpalan karet yang didiamkan pada pengaliran menuju alat penggilingan. Setelah satu jam gumpalan lateks digiling sehingga membentuk lembaran karet dengan ketebalan setiap lembaran karet 3 cm. Lembaran hasil penggilingan tersebut kemudian dikeringkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengasapan. Lembaran karet harus berbentuk lembaran panjang dan tidak membentuk lembaran rata akan tetapi terbentuk dengan lembaran berbintik yang  telah dibuat pada alat penggilingan. Proses pembuatan bintik-bintik tersebut berfungsi agar karet tidak mudah rusak oleh jamur dan pengaruh lainnya. Kemudian lembaran karet diangkut ke ruang pengasapan.
f)                   Proses pengasapan, merupakan proses yang dilakukan untuk merubah warna lembaran karet dari warna putih menjadi warna coklat. Selain hal tersebut pengasapan juga bertujuan untuk mengeringkan lembaran karet dan membuat lembaran sheet yang kuat dan tidak muda meleleh. Proses pengasapan dilakukan dengan cara menjemur lembaran lateks pada bambu di ruang asap atau ruang open. Bambu dipilih karena dapat tahan panas dan tidak akan merusak lembaran lateks selama pengasapan berlangsung. Lateks kemudian diasapi selama 5-6 hari dengan suhu 50-60oC. Proses pengasapan yang berlangsung pada setiap 24 jam, lateks harus dibolak-balik agar membentuk warna pada lateks secara merata. Lateks yang sudah kering, suhu diturunkan sekitar 40-55oC. Kayu yang dibakar untuk pengasapan lateks adalah kayu karet karena memiliki daya asap tinggi dan asap tidak akan merusak warna lateks. Proses pengasapan dilakukan tanpa membuka ventilasi karena setiap ruangan memakai atap yang berasal dari anyaman bambu (gedek), jadi asap akan keluar secara perlahan melalui atap tersebut. Setelah pengasapan, karet ditimbang yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan sortasi untuk memilih kualitas yang baik.
g)   Sortasi, merupakan proses pengumpulan lembaran lembaran karet sebelum pengepakan. Pada ruang sortasi ini lembaran lembaran karet akan di pisahkan sesuai warna dari karet yang di sebut Riber Smoked sheat dan di singkat dengan RSS. Dalam proses sortasi, lembaran karet di bedakan dengan empat RSS yaitu RSS 1, RSS 2, RSS 3, dan RSS 4. Setiap RSS di bedakan dengan warna dari lembaran karet tersebut. RSS 1,2,3, dan 4 mempunyai warna sama yaitu warna cokelat tetapi  terdapat perbedaan di setiap RSS seperti contoh RSS1 lebih cokelat di bandingkan RSS4 yang mempunyai warna cokelat kehitaman, begitu juga pada RSS2 dan RSS3 dimana keempatnya mempunyai warna mirip namun berbeda. Setelah proses pembedaan di setiap RSSnya, di lakukan proses selanjutnya yang dinamakan cutting atau proses pengguntingan. Proses cutting juga dilakukan di dalam ruang sortasi. Proses cutting, dilakukan pemeriksaan terhadap karet karet yang rusak. Kerusakan pada karet dapat di lihat dengan adanya warna putih  pada lembaran lembaran karet dengan menggunakan lampu neon warana putih, kemudian lembaran karet yang mempunyai warna bintik bintik putih di dalamnya akan di gunting. Lembaran karet yang bersih dari bintik bintik berwarna putih di simpan sesuai warna RSS masing masing dan lembaran karet yang memiliki warna bintik bintik putih di simpan untuk di daur ulang.
h)   Pengepakan, dilakukan di dalam ruang sortasi. Pengepakan di lakukan dengan melakukan penimbangan terlebih dahulu. Untuk RSS yang utuh berat yang harus di timbang untuk pengepakan adalah 113/ ball, sedangkan untuk cutting 116 / ball. Namun setiap  pengepakan tidak semuanya mempunyai berat seperti yang di tentukan di atas. Berat dari  pengepakan dapat di sesuaikan dengan pesanan pemasok. Sebelum di lakukan pengepakan, lembaran karet tersebut di pres terlebih dahulu dan kemudian dilakukan pengepakan setelah itu lembaran karet tersebut dibungkus yang dinamakan pembungkusan ball dan di beri merk.
3.    Jenis-jenis Bahan Olahan Karet
Ø Lateks Pekat Lateks pekat adalah lateks kebun yang dipekatkan dengan cara sentrifus atau didadihkan dari KKK 28% - 30% menjadi KKK 60% - 64%. Peralatan yang diperlukan adalah tangki dadih dari  plastik, pengaduk kayu, dan saringan lateks 60 mesh. Bahan-bahan yang diperlukan berupa  bahan pendadih yaitu campuran amonium alginat dan karboksi metil selulose, bahan pemantap  berupa amonium laurat dan pengawet berupa gas atau larutan amoniak. Pengolahan lateks pekat melalui beberapa tahap yaitu penerimaan dan penyaringan lateks kebun, pembuatan larutan  pendadih, pendadihan dan pemanenan.
Ø Lump Mangkok Lump mangkok adalah lateks kebun yang dibiarkan menggumpal secara alamiah dalam mangkok. Pada musim penghujan untuk mempercepat proses penggumpalan lateks dapat digunakan asam semut yang ditambahkan ke dalam mangkok.
Ø Slab Tipis/Giling Slab tipis dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lump mangkok yang dibekukan dengan asam semut di dalam bak pembeku yang berukuran 60 x 40 x 6 cm, tanpa perlakuan  penggilingan.
Ø Sit Angin Sit angin adalah lembaran karet hasil penggumpalan lateks yang digiling dan dikeringanginkan sehingga memiliki KKK 90% - 95%. Pengolahan sit angin dilakukan melalaui berbagai tahap yaitu penerimaan dan penyaringan lateks, pengenceran, penggumpalan,  pemeraman, penggilingan, pencucian, penirisan dan pengeringan.
Ø Sit Asap (Ribbed Smoked Sheet/RSS) Proses pengolahan sit asap hampir sama dengan sit angina. Bedanya terletak pada proses  pengeringan, dimana pada sit asap dilakukan pengasapan pada suhu yang bertahap antara 400C- 600C selama 4 hari dengan pengaturan,  Hari pertama, suhu 400C-450C, ventilasi ruang asap lebar. Hari kedua, suhu 400C-500C, ventilasi ruang asap sedang. Hari ketiga, suhu 500C-550C, ventilasi ruang asap tertutup dan Hari keempat, suhu 550C-600C. Dalam melaksanakan suatu kegiatan pasti terdapat beberapa masalah yang akan ditemui, salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam kegiatan panen maupun pasca panen tanaman karet ialah lateks yang bermutu rendah, kadar air tinggi, Teradapat berbagai macam koagulan yang sangat bervariasi. Macam macam variasi koagulan tersebut adalah Asam semut, Sulfat, Cuka, Tawas, Pupuk TSP, Air perasan gadung atau nenas, Terkontaminasinya lateks atau getah karet dengan tanah, lumpur, pasir, tatal, serat kayu dan plastik, serta terdapat jenis atau ukuran yagn beragam dari getah lateks yaitu Mangkok (1-8 cm) sampai bentuk balok 50 x 50 cm dan tebal 20-30 cm.

3 komentar:

  1. https://youtu.be/VU7xmM3j_OQ

    BalasHapus
  2. Saksikan pertandingan seru antara :
    Bayern Munich vs Schalke 04
    Sabtu, 19 September 2020 Pukul 01:30 WIB
    jangan lupa betting jagoannya ya bossku
    semoga menang jp ya bossku

    Promo BOLASINGA :
    - Bonus Deposit Harian 10%
    - Bonus Cashback Slots dan Sportbooks Up To 15%
    - Bonus Rollingan Casino 0.8%
    - Bonus Rollingan Poker 0.2%
    - Bonus Referral All Games 2.5%
    - Bonus Referral Rollingan Sportbooks 0.1%

    Ayuk daftar dan bermain bersama kami di www . bolasinga . net

    Info lebih lanjut hubungi :

    Whatsapp : +855 16 326 804
    Instagram : bolasingaofficial
    Twitter : Singa Bola
    http://www.fcarema.com/
    #prediksibola #taruhanbola #agenbola #bandarbola #bola #judibolaonline #pokeronline

    BalasHapus
  3. Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.

    BalasHapus