Unknown

Budidaya Padi Organik dengan Metode Sri

Pemilihan metode budidaya padi organik secara SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:
  • Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
  • Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
  • Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
  • Kualitas yang tinggi, produk  yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.

Prinsip budidaya padi organik SRI

  • Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai
  • Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi
  • Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus
  • Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
  • Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)
  • Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
  • Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
  • Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik

Keunggulan budidaya padi organik SRI

  • Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
  • Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.
  • Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
  • Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar
  • Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Tabel 1. Perbanding metode SRI organik dengan sistem konvensional
No Komponen Sistem Konvensional Sistem SRI organik
1 Kebutuhan benih 30-40 Kg/Ha 5-7 Kg/Ha
2 Pengujian Benih Tidak dilakukan Dilakukan pengujian
3 Umur persemaian 20-30 HSS 7-10 HSS
4 Pengolaham tanah 2-3 kali (stuktur lumpur) 3 kali (struktur lumpur & rata)
5 Jumlah Tanaman/lubang Rata-rata 5 pohon 1 pohon/lubang
6 Posisi akar waktu tanam Tidak teratur Pasisi akar horizontal (L)
7 Pengairan Terus digenangi Tidak digenangi hanya lembab , Disesuaikan
8 Pemupukan Mengutamakan pupuk kimia kebutuhan hanya dengan pupuk organic
9 Penyiangan Diarahkan pada pemberantasan gulma Diarahkan pada pengelolaan perakaran
10 Rendemen 50-60% 60-70%

Langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI

Padi terdapat dua jenis, padi sawah dan padi gogo, bedanya terletak pada ada atau tidak adanya air. Pada saat ini kita akan membahas tentang budidaya padi sawah. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7. Sebelum memulai budidaya padi organik, langkah yang paling awal adalah menyiapkan benih yang baik. Seperti apa cara menyeleksi benih padi organik yang baik, silakah lihat di video berikut:

Tahap 1. Penyemaian

Hal pertama yang dilakukan dalam budidaya padi organik adalah menyemai benih. Kegiatan pertama adalah melakukan seleksi benih. Pemilihan benih ini dimaksudkan supaya kita menanam benih yang benar-benar baik. Benih padi yang digunakan untuk luasasn 200 meter persegi adalah sebanyak setengah kilogram.Untuk mengecek baik tidaknya benih bisa dilakukan dengan menguji benih dalam air, benih yang baik adalah benih yang tenggelam, sementara itu benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik, biasanya benih yang mengapung adalah benih yang kopong ataupun benih yang telah tumbuh.
Untuk memastikan benih yang tenggelam tersebut benar benar baik, maka uji kembali benih tersebut dengan memasukannya kedalam air yang sudah diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Benih  yang telah diuji lalu direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat yang lembab hingga keluar calon tunas dan  kemudian disemaikan pada media tanah dan kemudian pupuk kompos sekitar sebanyak 10 kg.  Setelah umur semai 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam. Berikut video cara penyemaian benih padi dengan metode SRI:

Tahap 2. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan cara dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan minimal 2 kali pembajakan yangkni pembajakan kasar dan pembajakan halus yang diikuti dengan pencangkulan: Total pengolahan lahan ini bisa mencapai 2-3 hari. Setelh selasai, aliri dan rendam dengan air lahan sawah  tersebut selama 1 hari. Pastikan keesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 harian, perlu diingat, usahakan bibit yang disemai tidak melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman akan sulit beradaptasi dan tumbuh ditempat baru (sawah) karena akarnya sudah terlalu besar.  Silakan lihat video cara mengolah tanah dengan metode SRI:

Tahap 4. Penanaman

Sebelum ditanam, lakukan pencaplakan (pembuatan jarak tanam), jarak tanam yang baik adalah jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Lakukan penanaman dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam. Penanaman jangan terlalau dalam supaya akar bias leluasa bergerak.

Tahap 5. Perawatan

Pada penanaman budidaya padi organik dengan metode SRI yang paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah tidak tergenang terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu, setiap hari petani biasanya melakukan control dan menutup serta membuka pintu air secara teratur.  Berikut panduan pengairan SRI:
  • Penanaman dangkal, tanpa digenangi air, mecek-mecek, sampai anakan sekitar 10-14 hari
  • Setelah itu, isi air untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk pemenuhan kebutuhan air dan melumpurkan tanah, digenangi sampai tanah tidak tersinari matahari, stelah itu dilairi air saja.
  • Sekitar seminggu jika tidak ada pertumbuhan yang signifikan dilakukan pemupukan, ketika pemupukan dikeringkan dan galengan ditutup
  • Ketika mulai berbunga, umur 2 bulan, harus digenangi lagi, dan ketika akan panen dikeringkan
Pemupukan biasanya dilakukan pada 20 hari setelah tebar, pupuk yang digunakan adalah kompos sekitar 175-200 kg. Ketika dilakukan pemupukan sawah dikeringkan dan pintu air ditutup. Setelah 27 hari setelah tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.
Cara penanganannya bisanya dengan cara manual, membuat orang-orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan pestisida hayati seperti nanas, bawang putih dan kipait atau gadung, serta untuk penyakit biasanya dengan cara mencabut dan membakar tanaamn yang sudah terkena penyakit daun menguning. Untuk pencegahan harus dilakukan penanaman secara serentak supaya hama dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air yang baik, dan dengan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.
Hama lain yang sering menyerang adalah  hama putih,  thrips, wereng, walang sangit, kepik hijau,  penggerek batang padi, tikus , dan burung. Sementara itu penyakitnya adalah penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, Busuk pelepah daun, fusarium, penyakit kresek atau hawar daun dan penyakit tungro.

Tahap 6. Panen

Padi mulai berbunga pada umur 2-3 bulan bulan dan bisa dipanen rata-rata pada umur sekitar 3,5 sampai 6 bulan bulan, tergantung jenis dan varietasnya. Pada luasan lahan 200 meter persegi, untuk padi yang berumur pendek (3,5 bulan) biasanya diperoleh 2 kwintal gabah basah, setara dengan 1, 5 kuintal gabah kering atau 90 kg beras.  Setelah dipanen, padi bisa dijual langsung, atau juga dijemur dulu sekitar 1-2 hari baru kemudian dijual, atau setelah dijemur digiling baru dijual berupa beras ataupun untuk dikonsumsi sebagiannya.
0 Responses

Posting Komentar