BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia, yaitu 3.4 juta
hektar mengungguli Thailand sebagai negara penghasil karet tertinggi pertama
dunia yang hanya memiliki luas lahan penanaman 2.4 juta hektar. Tingkat produktivitas
tanaman karet rata-rata di Indonesia pada tahun 2007 baru mencapai 996
kg/ha/thn. Tingkat produktivitas rata-rata tanaman karet Indonesia ini masih
lebih rendah dibandingkan Thailand, yaitu 1 675 kg/ha/thn. Tanaman karet (Hevea brassiliansis L.) merupakan tanaman
komoditas perkebunan yang memiliki prospek
pengembangan yang cukup baik bagi pertanian di Indonesia. Komoditas karet
sebagai salah satu penyumbang devisa non migas bagi Indonesia, sehingga tanaman
karet sangat diperhatikan dalam hal meningkatkan devisa bagi negara. Komoditas
karet mempunyai peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia.
Pertama, lateks merupakan bahan baku industri kesehatan, kendaraan, alat
olahraga, perlengkapan pakaian, dan perlengkapan rumah tangga. Pasokan karet yang
kontinu ikut menjaga kestabilan harga barang-barang industri tersebut. Kedua,
sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor nonmigas, komoditas karet
memiliki prospek yang baik sebagai sumber perolehan devisa maupun pajak.
Ketiga, dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan
kesempatan kerja dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Komoditas karet sebagai salah satu komoditi tanaman perkebunan
mempunyai peranan yang penting
dalam program pembangunan ekonomi
Indonesia. Luas areal
untuk tanaman karet di Indonesia yang merupakan terbesar di dunia memiliki luas
sebesar 3,4 juta hektar, diikuti Thailand seluas 2,6 juta hektar dan Malaysia
1,02 juta. Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan
yang penting bukan hanya
dari segi ekonomi
tetapi juga dari segi sosial,
karena disamping sebagai sumber devisa negara tetapi juga sebagai sumber penghasilan bagi keluarga petani.
Lateks yang dihasilkan dari tanaman karet selain dimanfaatkan getahnya sebagai lateks, dari kayu dan
bijinya pun dapat dimanfaatkan. Kayu karet dapat digunakan sebagai industri
meubel, sedangkan biji karet dapat diolah menjadi tepung biji karet sebagai
campuran makanan. Umumnya tanaman karet yang paling
banyak dimanfaatkan adalah getahnya. Tanaman karet disadap agar getah karet
dapat keluar, biasanya hasil sadapan karet berupa lateks cair, cup-lump, lump
tanah, dan screp. Tujuannya agar lateks yang dihasilkan bermutu, maka perlu
adanya beberapa cara agar menjadikan lateks tersebut berkualitas baik. Terdapat
beberapa cara teknis agar latek memiliki mutu yang baik, yaitu tidak boleh
ditambahkan bahan-bahan non karet, dibekukan dengan asam semut dangan dosis
yang tepat, segera digiling dalam keadaan segar, dan disimpan ditempat yang
teduh dan terlindung serta tidak direndam. Selain hal tersebut langkah yang dapat dilakukan agar lateks yang
dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas yang bermutu dengan melakukan teknik
pemanenan dan pengolahaan pasca panen dengan tepat serta sesuai dengan pedoman
yang ada. Uraian diatas melatarbelakangi pembuatan makala mengenai panen dan
pasca panen tanaman karet.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pelaksanaan pemanenan lateks pada tanaman karet ?
2.
Bagaimana pengelolaan pasca panen lateks tanaman karet ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan dan
langkah-langkah pemanenan lateks pada tanaman karet.
2. Untuk mengetahui pengelolaan pasca panen lateks
tanaman karet.
BAB
2. PEMBAHASAN
2.1
Proses Pelaksanaan dan Langkah-langkah Pemanenan
Lateks pada Tanaman Karet.
2.1.1 Penyadapan Tanaman Karet
Produksi lateks dari tanaman karet disamping
ditentukan oleh keadaan tanah, pertumbuhan tanaman, dan klon unggul, juga
dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan yang baik. Penyadapan
merupakan kegiatan pemanenan lateks pada tanaman karet yang dilakukan dengan
beberapa tahapan. Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon.
Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa
menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Tahapan
penyadapan tanaman karet yaitu menentukan matang sadap pohon, kedua persiapan
buka sadap yang meliputi penggambaran bidang sadap dan pemasangan talang serta
mangkuk sadap. Penentuan matang sadap yaitu pertama penyadapan tanaman karet
harus memperhatikan beberapa kriteria pohon karet siap sadap dengan melihat
umur tanaman karet yaitu untuk tanaman karet siap sadap berumur kurang lebih
5-6 tahun. Kedua ialah dengan melakukan pengukuran lilit batang pohon karet
dinyatakan matang sadap apaila lilit batang sudah mencapai 45 cm atau lebih.
Lilit batang diukur pada ketinggian batang 100 cm dari pertautan okulasi untuk
tanaman okulasi.
Tahapan
selanjutnya setelah menentukan kriteria pohon karet yang sudah siap sadap ialah
dengan persiapan buka sadap. Pertama dilakukan dengan penggambaran bidang sadap
yang mana dalam hal ini meliputi tinggi bukaan sadap tanaman karet okulai harus
mempuanyai lilit batang bawah dengan bagian atas yang relatif sama (silinder),
dan juga dengan tebal kulitnya. Tinggi bukaan sadap pada tanaman okulasi adalah
130 cm diatas pertautan okulasi. Ketinggian tersebut berbeda dengan ketinggian
pengukkuran lilit batang untuk penentuan matang sadap. Selanjutnya ialah penentuan
arah dan sudut kemiringan irisan sadap. Arah irisan sadap harus dari kiri atas
ke kanan bawah, tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan
yang paling baik berkisar antara 300-400 terhadap bidang datar untuk bidang
sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas sudut kemiringannya dianjurkan
sebesar 450. Penentuan panjang irisan dilakukan dengan menentukan
panjang irisan sadap yaitu ½s atau irisan miring sepanjang ½ spiral atau
lingkaran batang. Letak bidang sadap atas, harus diletakkan yang sama dengan
arah penggerakan penyadap waktu kegiatan penyadapan berlangsung. Waktu bukaan
sadap ialah dilakukan dua kali dalam setahun pada permulaan musim hujan
(sekitar bulan Juni) dan pada permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan
Oktober). Kedua ialah dengan pemasangan talang dan mangkuk sadap. Talang sadap
terbuat dari seng selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 8 cm. talang sadap
dipasang pada jarak 5 cm – 10 cm dari ujung irisan sadap bawah. Mangkuk sadap
terbuat dari plastic maupun alumunium dan dipasang pada jarak 5-20 cm dibawah
talang sadap. Mangkuk sadap diletakkan diatas cincin mangkuk yang diikat dengan
tali cincin pada pohon. Sistem penyadapan yang dilakukan saat ini sudah
berkembang dengan mengkombinasikan intensitas sadap rendah yang disertai
stimulasi ethrel selama siklus penyadapan, untuk perkebunan karet rakyat
kebanyakan menggunakan sistem sadap tradisional hal tersebut dilakukan untuk
menghemat biaya. Kegiatan penyadapan tidak secara otomatis tanaman yang sudah
matang sadap lalu langsung disadap tetapi harus melalui beberapa tahapan
terlebih dahulu.
2.1.2 Pelaksanaan Penyadapan
Kegiatan pelaksanaan penyadapan tanaman karet harus
memperhatikan beberapa tahapan penting yang meliputi kedalaman irisan sadap,
ketebalan irisan sadap, frekuensi penyadapan, dan waktu penyadapan. Kedalaman
irisan tanamaan sadap dianjurkan berkisar 1-1,5 mm dari cambium. Penyadapan
diharapakan dapat dilakukan selama 25-30 tahun. Ketebalan irisan sadap yang
dianjurkan ialah berkisar antara ,5 mm -2 mm setiap penyadapan, agar penyadapan
dapat dilakukan selama kurang lebih 25-30 tahun. Frekuensi penyadapan merupakan
jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan panang
irisan ½ % spiral atau ½ s. Tinggi bukaan sadap, dapat dilakukan baik dengan
sistem sadapan ke bawah (Down ward
tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (upward tapping system, UTS) adalah 130 diukur dari permukaan tanah.
Frekuensi sadapan merupakan selang waktu
penyadapan dengan satuan waktu dalam hari (d), minggu (w), bulan (m), dan tahun
(y). Satuan ini tergantung pada sistem penyadapannya. Bila penyadapan dilakukan
terusmenerus setiap hari maka penyadapan tersebut ditandai dengan d/1.
Sedangkan bila dilakukan dengan selang dua hari maka waktunya ditandai dengan
d/2, demikian seterusnya. Waktu
penyadapan yang baik dilakukan pada jam 05.00 – 07.30 WIB pagi, dengan dasar
pemikiran jumlah lateks yang keluar dan
kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor
mencapai maksimum pada saat menjelang fajar kemudian menurun bila hari semakin
siang.
Sistem eksploitasi tanaman karet adalah
sistem pengambilan lateks yang mengikuti aturan-aturan tertentu dengan tujuan
memperoleh produksi tinggi, secara ekonomis menguntungkan, dan berkesinambungan
dengan memperhati-kan kesehatan tanaman. Saat ini dikenal dua sistem
eksploitasi, yaitu konvensional dan stimulasi. Sistem eksploitasi konvensional
merupakan sistem sadap biasa tanpa perangsang (stimulan), sedangkan sistem
eksploitasi stimulasi merupakan sistem sadap kombinasi dengan menggunakan
perangsang. Selain kedua sistem sadap tersebut, ada pula sistem sadap lain yang
disebut sistem sadap tusuk atau sistem sadap mikro. Sistem ini merupakan sistem tusukan pada
jalur kulit yang telah diberi perangsang. Sistem eksploitasi ada dua yaitu
sistem eksploitasi konvensional. sistem eksploitasi konvensional merupakan
sistem ini paling luas penggunaannya, baik oleh perkebunan besar maupun
perkebunan rakyat. Sistem ini memiliki kelebihan, antara lain tidak tergantung
pada perang-sang dan sesuai dengan keadaan tanaman walaupun kurang baik
pertumbuhannya. Sedangkan kelemahannya adalah kulit bidang sadap akan cepat
habis, kemungkinan kerusakan kulit bidang sadap lebih besar, tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih banyak, dan sangat sulit meningkatkan produksi jika
diinginkan. Jangka waktu yang digunakan untuk sistem eksploitasi konvensional
adalah 30 tahun.
Kedua
sistem eksploitasi stimulasi, dimana pelaksanaan sistem ini lebih berat
dibanding sistem konvensional. Tidak semua klon karet bisa disebut baik
jikadisadap dengan sistem stimulan. Di antara banyak klon karet yang ada, masih ada yang tidak dapat memberi respons
yang baik terhadap rangsangan. Sebagai patokan, jika kadar karet kering lateks
lebih kecil dari 30% maka responsnya terhadap rangsangan tidak baik. Pemulihan
kulit pada bidang sadap perlu diperhatikan.Salah dalam penentuan rumus sadap
dan penyadapan yang terlalu tebal atau dalam
akan menyebabkan pemulihan kulit bidang sadap
tidak normal. Hal ini akan berpengaruh pada produksi
ataupun kesehatan tanaman. Bila semua kegiatan pendahuluan
dilakukan dengan baik dan memenuhi syarat maka
kulit akan pulih setelah enam tahun. Dalam praktik, kulit pulihan bisa disadap kembali setelah sembilan tahun
untuk kulit pulihan pertama dan setelah delapan tahun
untuk kulit pulihan kedua. Penentuan layak tidaknya
kulit pulihan untuk disadap kembali ditentukan
oleh tebal kulit pulihan, minimum sudah mencapai 7 mm.
2.2
Pengelolaan Pasca Panen Lateks Tanaman Karet
Lateks segar yang dikumpulkan dari kebun
dibawa kepabrik pengolahan. Jenis pengolahan yang ditampilkan yaitu Sheet.
Prinsip pengolahan jenis karet ini adalah mengubah lateks segar menjadi
lembaran –lembaran sheet. Karet yang
telah selesai dipanen perlu untuk dilakukan pengolahan karet dengan tujuan
untuk meningkatkan daya guna karet itu sendiri, untuk memperoleh bahan olah
karet yang bermutu baik, terdapat beberapa persyaratan teknis yang perlu
diikuti yaitu lateks yang telah dipanen tidak ditambahkan bahan-bahan non
karet, lateks dibekukan dengan asam semut dengan dosis tepat, lateks yang telah
dipanen segera digiiling dalam keadaan segar, dan yang terakhir lateks harus
disimpan ditempat yang teduh, terlindung dan tidak menggenang. Dalam proses
pengelolaan lateks karet dari kebun perlu untuk menghindari proses prakoagulasi.
Proses prakoagulasi sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti halnya
aktivitas mikroorganisme, aktivitas enzim, iklim, teknik budidaya maupun
keadaan tanaman (tanaman muda, tanaman tua, tanaman sakit). Faktor lainnya
ialah jenis klon, cara pengangkutan, dan kontaminasi kotoran dari luar
contohnya logam atau garam.
Terjadinya
proses prakoagulasi tersebut dapat menyebabkan kerugian dan penurunan mutu dari
lateks yang akan diolah, untuk itu perlunya untuk menghindari proses ini dalam
kegiatan pengelolaan atau penangan pasca panen lateks tanaman karet. Tujuannya
agar proses prakoagolasi ini dapat dicegah. Adapun cara untuk menghindari
terjadinya proses prakoagolasi ini ialah dengan penggunaan alat sadap dan alat
angkut yang bersih dan tahan karat. Kedua dapat dilakukan dengan cara
mengangkut lateks sesegera mungkin ke tempat pengolahan tanpa banyak goncangan,
dan dengan cara melindungi lateks dari sinar matahari secara langsung. Selain
hal tersebut juga dapat dilakukan dengan cara penggunaan cairan anti koagulan
yang dapat meliputi Amonia (NH3) dan Natrium Sulfit (Na2SO3). Terdapat beberapa
tahapan yang harus dilakukan dalam proses penangan pasca panen tanaman karet
yaitu sebagai berikut :
1.
Pengangkutan Hasil Panen
Pengangkutan
merupakan proses perpindahan lateks dari kebun ke tempat pengolahan atau
pabrik. Setelah lateks hasil sadapan terkumpul seluruhnya kemudian lateks dari
tangki pengumpul dipindah ke tangki pengumpulan yang akan dibawa ke pabrik.
Dalam proses pengangkutan lateks ke pabrik harus dijaga kestabilan dalam
mengemudi hal tersebut bertujuan untuk mengurangi goncangan yang akan
ditimbulkan dan untuk menjaga agar lateks terhindar dari panas sinar matahari
yang nantinya akan menyebabkan terjadinya prakoagolasi didalam tangki. Upaya
untuk menghindari penuruna mutu lateks dan terjadinya proses prakoagolasi maka
lateks dalam tangki tersebut perlu diberi obat koagulan. Sarana alat angkut
yang direkomendasikan sebagai pengangkut lateks ialah angkutan atau truk yang
memiliki tangki dengan kapasitas antara 2000 sampai dengan 3000 liter. Tangki di
rancang khusus dengan tujuan untuk memudahkan dalam pelepasan dan pemasangan
tangki kembali serta memudahkan dalam proses pembersihan.
Pengangkutan
lateks sedapat mungkin perlu diusahakan agar semua lateks dapat diangkut ke
pabrik pusat dengan tujuan agar dapat dilakukan pencampuran lateks dari semua
bagian dari semua bagian kebun, sehingga hasil yang diperoleh seragam. Proses
pengangkutan lateks juga perlu untuk memperhatikan keadaan tempat, jika keadaan
tempat memaksa untuk dilakukan koagulasi dikebun maka jumlah lateks yang
dikoagulasi sedapat mungkin harus dibatasi. Selain memperhatikan tempat juga
penting untuk memperhatikan prasarana jalan yang digunakan untuk pengangkutan
lateks dari kebun. Prasarana jalan yang
digunakan harus baik hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya goncangan
selama proses pengangkutan lateks dari kebun ke pabrik pengolahan yang dapat
meningkatkan terjadinya proses prakoagulasi.
2.
Proses Pembentukan Lembaran Karet
a) Penerimaan lateks, dipabrik pengolahan sudah tersedian
tempat untuk menampung semua hasil penyadapan yang berbentuk lateks, sebelum
dimasukkan kedalam mbak penampungan lateks terlebih dahulu ditambahkan Amonia.
Proses penambahan ammonia tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya proses
penggumpalan oleh lateks tersebut. lateks yang sudah ditambahkan ammonia
tersebut kemudian dituangkan ke bak penampungan dilakukan proses penyaringan
terlebih dahulu. Proses penyaringan dilakukan untuk menyaring adanya kotoran
ataupun bahan campuran lain, seperti halnya plastic, daun, maupun karet yang
menggumpal. Lateks hasil saringan tersebut kemudian ditampung kembali dalam
sebuah wadah berbentuk sumur. Pada wadah tersebut semua karet hasil penyaringan
ditampung untuk diaduk agar busa dari lateks tersebut dapat diambil untuk
digunakan sebagai lem. Dalam proses pengolahan pabrik menyediakan tiga buah
wadah berbentuk sumur yang digunakan untuk menampung hasil dari lateks yang
dikumpulkan dari kebun karet.
b) Ketersediaan air bersih, hal yang terpenting dalam
pengolahan lateks menjadi lembaran karet ialah ketersediaan air bersih.
Ketersediaan air bersih sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan. Pada
proses pengolahan lateks, air yang diperlukan harus mengalir setiap saat hal
ini bertujuan agar tempat pengolahan karet selalu bersih sehingga karet tidak
mudah lengket pada wadah.
c) Pengaliran cairan laleks, proses ini merupakan proses
ketiga dalam pengolahan lateks menjadi lembaran karet. Pada proses ini cairan
lateks yang sudah disaring dan diberi ammonia dialirkan melalui wadah panjang
terbuka dengan ukuran kurang lebih 20 cm. Cairan lateks tersebut kemudian
dialirkan dan ditampung dalam 40 wadah yang diberi 26 sekat yang telah
dibersihkan sebelumnya. Wadah pengaliran leteks ini diberi lubang setiap satu
meter untuk memudahkan penampungan cairan leteks. Pada wadah untuk
menggumpalkan karet dapat menggunakan potongan-potongan tersebut kurang lebih
dua meter.
d) Proses penggumpalan, merupakan proses menggumpalkan
cairan lateks yang akan membentuk persegi panjang dengan panjang kurang lebih
1-1,5 meter. Sebelum digumpalkan cairan lateks dialirkan dan ditampung kedalam
wadah yang memiliki panjang 2-2,5 m dan lebar 1-1,5 m yang kemudian diberi 26
sekat untuk membentuk 26 lembaran gumpalan lateks. Lateks yang ditampung pada
bak tersebut mempunyai ukuran banyaknya cairan lateks yang akan ditampung pada
wadah tersebut. Wadah penampung memiliki tingg 75 cm, sedangkan setiap wadah
hanya dapat diisi kurang lebih 24 cairan lateks untuk digumpalkan. Proses
selanjutnya dilakukan pengadukan sebanyak empat kali secara bertahap hal ini
bertujuan untuk mengambil busa cairan lateks, setelah itu sekat-sekat dipasang
dengan antara setiap sekatnya kurang lebih 20 cm. Proses selanjutnya ialah
penambahan asam semut yang bertujuan untuk mempercepat penggumpalan lateks.
Lateks yang sudah menggumpal kemudian ditambahkan air pada wadah tersebut
dengan tujuan lateks tersebut tidak melekat pada wadah sehingga memudahkan
untuk diangkat dan dikeluarkan. Setelah didiamkan selama 1 jam barulah karet
diangkat lalu dialirkan dengan air pada tempat penggilingan. Ini merupakan bak
penampungan lateks dan penyaringan lateks dipabrik.
e) Proses penggilingan, dilakukan setelah menunggu satu
jam gumpalan karet yang didiamkan pada pengaliran menuju alat penggilingan.
Setelah satu jam gumpalan lateks digiling sehingga membentuk lembaran karet
dengan ketebalan setiap lembaran karet 3 cm. Lembaran hasil penggilingan
tersebut kemudian dikeringkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengasapan.
Lembaran karet harus berbentuk lembaran panjang dan tidak membentuk lembaran
rata akan tetapi terbentuk dengan lembaran berbintik yang telah dibuat pada alat penggilingan. Proses
pembuatan bintik-bintik tersebut berfungsi agar karet tidak mudah rusak oleh
jamur dan pengaruh lainnya. Kemudian lembaran karet diangkut ke ruang
pengasapan.
f)
Proses
pengasapan, merupakan proses yang dilakukan untuk merubah warna lembaran karet
dari warna putih menjadi warna coklat. Selain hal tersebut pengasapan juga
bertujuan untuk mengeringkan lembaran karet dan membuat
lembaran sheet yang kuat dan tidak muda meleleh. Proses pengasapan dilakukan
dengan cara menjemur lembaran lateks pada bambu di ruang asap atau ruang open.
Bambu dipilih karena dapat tahan panas dan tidak akan merusak lembaran lateks
selama pengasapan berlangsung. Lateks kemudian diasapi selama 5-6 hari dengan
suhu 50-60oC. Proses pengasapan yang berlangsung pada setiap 24 jam,
lateks harus dibolak-balik agar membentuk warna pada lateks secara merata.
Lateks yang sudah kering, suhu diturunkan sekitar 40-55oC. Kayu yang
dibakar untuk pengasapan lateks adalah kayu karet karena memiliki daya asap
tinggi dan asap tidak akan merusak warna lateks. Proses pengasapan dilakukan
tanpa membuka ventilasi karena setiap ruangan memakai atap yang berasal dari
anyaman bambu (gedek), jadi asap akan keluar secara perlahan melalui atap
tersebut. Setelah pengasapan, karet ditimbang yang kemudian dilanjutkan dengan
melakukan sortasi untuk memilih kualitas yang baik.
g) Sortasi, merupakan proses pengumpulan lembaran lembaran
karet sebelum pengepakan. Pada ruang sortasi ini lembaran lembaran karet akan
di pisahkan sesuai warna dari karet yang di sebut Riber Smoked sheat dan di
singkat dengan RSS. Dalam proses sortasi, lembaran karet di bedakan dengan
empat RSS yaitu RSS 1, RSS 2, RSS 3, dan RSS 4. Setiap RSS di bedakan dengan
warna dari lembaran karet tersebut. RSS 1,2,3, dan 4 mempunyai warna sama yaitu
warna cokelat tetapi terdapat perbedaan di setiap RSS seperti
contoh RSS1 lebih cokelat di bandingkan RSS4 yang mempunyai warna cokelat
kehitaman, begitu juga pada RSS2 dan RSS3 dimana keempatnya mempunyai warna
mirip namun berbeda. Setelah proses pembedaan di setiap RSSnya, di lakukan
proses selanjutnya yang dinamakan cutting atau proses pengguntingan. Proses
cutting juga dilakukan di dalam ruang sortasi. Proses cutting, dilakukan
pemeriksaan terhadap karet karet yang rusak. Kerusakan pada karet dapat di
lihat dengan adanya warna putih pada lembaran lembaran karet dengan
menggunakan lampu neon warana putih, kemudian lembaran karet yang mempunyai
warna bintik bintik putih di dalamnya akan di gunting. Lembaran karet yang
bersih dari bintik bintik berwarna putih di simpan sesuai warna RSS masing
masing dan lembaran karet yang memiliki warna bintik bintik putih di simpan
untuk di daur ulang.
h) Pengepakan, dilakukan di dalam ruang sortasi.
Pengepakan di lakukan dengan melakukan penimbangan terlebih dahulu. Untuk RSS
yang utuh berat yang harus di timbang untuk pengepakan adalah 113/ ball,
sedangkan untuk cutting 116 / ball. Namun setiap pengepakan tidak
semuanya mempunyai berat seperti yang di tentukan di atas. Berat dari
pengepakan dapat di sesuaikan dengan pesanan pemasok. Sebelum di lakukan
pengepakan, lembaran karet tersebut di pres terlebih dahulu dan kemudian
dilakukan pengepakan setelah itu lembaran karet tersebut dibungkus yang
dinamakan pembungkusan ball dan di beri merk.
3.
Jenis-jenis
Bahan Olahan Karet
Ø Lateks Pekat Lateks pekat adalah
lateks kebun yang dipekatkan dengan cara sentrifus atau didadihkan dari KKK 28%
- 30% menjadi KKK 60% - 64%. Peralatan yang diperlukan adalah tangki dadih dari
plastik, pengaduk kayu, dan saringan lateks 60 mesh. Bahan-bahan yang
diperlukan berupa bahan pendadih yaitu campuran amonium alginat dan
karboksi metil selulose, bahan pemantap berupa amonium laurat dan
pengawet berupa gas atau larutan amoniak. Pengolahan lateks pekat melalui
beberapa tahap yaitu penerimaan dan penyaringan lateks kebun, pembuatan larutan
pendadih, pendadihan dan pemanenan.
Ø Lump Mangkok Lump mangkok adalah
lateks kebun yang dibiarkan menggumpal secara alamiah dalam mangkok. Pada musim
penghujan untuk mempercepat proses penggumpalan lateks dapat digunakan asam
semut yang ditambahkan ke dalam mangkok.
Ø Slab Tipis/Giling Slab tipis dibuat
dari lateks atau campuran lateks dengan lump mangkok yang dibekukan dengan asam
semut di dalam bak pembeku yang berukuran 60 x 40 x 6 cm, tanpa perlakuan
penggilingan.
Ø Sit Angin Sit angin adalah lembaran
karet hasil penggumpalan lateks yang digiling dan dikeringanginkan sehingga
memiliki KKK 90% - 95%. Pengolahan sit angin dilakukan melalaui berbagai tahap
yaitu penerimaan dan penyaringan lateks, pengenceran, penggumpalan,
pemeraman, penggilingan, pencucian, penirisan dan pengeringan.
Ø Sit Asap (Ribbed Smoked Sheet/RSS)
Proses pengolahan sit asap hampir sama dengan sit angina. Bedanya terletak pada
proses pengeringan, dimana pada sit asap dilakukan pengasapan pada suhu
yang bertahap antara 400C- 600C selama 4 hari dengan pengaturan, Hari pertama, suhu 400C-450C,
ventilasi ruang asap lebar. Hari kedua, suhu 400C-500C, ventilasi
ruang asap sedang. Hari ketiga, suhu 500C-550C,
ventilasi ruang asap tertutup dan Hari keempat, suhu 550C-600C. Dalam melaksanakan suatu kegiatan pasti terdapat
beberapa masalah yang akan ditemui, salah satu permasalahan yang sering dihadapi
dalam kegiatan panen maupun pasca panen tanaman karet ialah lateks yang bermutu
rendah, kadar air tinggi, Teradapat berbagai macam koagulan yang sangat bervariasi.
Macam macam variasi koagulan tersebut adalah Asam semut, Sulfat, Cuka, Tawas,
Pupuk TSP, Air perasan gadung atau nenas, Terkontaminasinya lateks atau getah
karet dengan tanah, lumpur, pasir, tatal, serat kayu dan plastik, serta terdapat jenis atau ukuran yagn
beragam dari getah lateks yaitu Mangkok (1-8 cm) sampai bentuk balok 50 x 50 cm
dan tebal 20-30 cm.
https://youtu.be/VU7xmM3j_OQ
Saksikan pertandingan seru antara :
Bayern Munich vs Schalke 04
Sabtu, 19 September 2020 Pukul 01:30 WIB
jangan lupa betting jagoannya ya bossku
semoga menang jp ya bossku
Promo BOLASINGA :
- Bonus Deposit Harian 10%
- Bonus Cashback Slots dan Sportbooks Up To 15%
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Poker 0.2%
- Bonus Referral All Games 2.5%
- Bonus Referral Rollingan Sportbooks 0.1%
Ayuk daftar dan bermain bersama kami di www . bolasinga . net
Info lebih lanjut hubungi :
Whatsapp : +855 16 326 804
Instagram : bolasingaofficial
Twitter : Singa Bola
http://www.fcarema.com/
#prediksibola #taruhanbola #agenbola #bandarbola #bola #judibolaonline #pokeronline
Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.